Wednesday 16 March 2016

Olahan & Kesimpulan

Di Malaysia, kajian alam oleh Pakar Perhutanan  membuktikan bahawa :-

Pelbagai Kehidupan Hutan Tropika Semenanjung Malaysia
  1. 8000 spesis tumbuhan dalam bentuk pokok dan bunga
  2. 200 spesis mamalia
  3. 600 spesis burung
  4. 275 jenis haiwan pelbagai bentuk

Penjagaan & Pemeliharaan Hutan Tropika memberi pulangan hasil seperti:-

Membuktikan bahawa contoh Alam Semulajadi hanya terdapat di Malaysia
  1. Hasilan ubat-ubatan
  2. Pembangunan kayu balak
  3. Kajian pelajar universiti
  4. Tarikan pelancong
Pesanan  Khalifah Saidina Abu Bakar As-siddiq Kepada Panglima Tentera Islam
  • “ JANGAN kamu membunuh kanak-kanak dan kaum wanita.
  • JANGAN kamu menebang pokok-pokok yang berbuah serta 
  • JANGAN kamu membunuh ternakan”
MESEJ ISLAM BETAPA PENTINGNYA MENJAGA ALAM SEKITAR WALAU DALAM PEPERANGAN 


Dalil Islam Sensitif Isu Memelihara Alam Sekitar

140 ayat -Berkaitan alam semesta dan yang berkaitan dengannya.
65 ayat -Tentang Bumi, tumbuhan, gunung ganang/jenis tanah, proses kejadian hujan dll.
48 ayat-Bincang berkaitan haiwan  manafaatnya dan sikap yang sepatutnya ada pada



Kesimpulan :-

  • Bersyukur dengan ciptaan Allah dapat kita kecapi keindahan alam
  • Keperihatinan manusia dalam penjagaan dan pemeliharaan alam
  • “CEGAH” dari pemburuan dan pembunuhan haiwan di samping menambah ekonomi negara

RUJUKAN
http://relakssminda.blogspot.com/2014/09/menjaga-dan-memelihara-alam-sekitar.html
http://akuanakduito.blogspot.com/2012/03/pembahasan-tentang-qs-ar-ruum-30-41-42.html
http://www.ipapedia.web.id/2015/12/asbabun-nuzul-dan-tafsir-quran-surat-ali-imran-ayat-190-191.html



Surah Ali Imran Ayat 190-191

Sebuah tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap informasi Ilahi adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif. 
Salah satu mukjizat al-Qur'an adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan menantang para pembacanya untuk merenungkan informasi Ilahi tersebut.

Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali 'Imran/3:190-191 berikut:
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”

Asbabun Nuzul
At-Tabari dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abas r.a.,bahwa orang-orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya,”Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa kepadamu?” Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya”. Kemudian mereka mendatangi kaum Nasrani dan menanyakan, “Bagaimana halnya dengan Isa?” Dijawab, “Isa menyembuhkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya mereka mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, “Mintalah dari Tuhanmu agar bukit safa itu jadi emas untuk kami.” Maka Nabi berdoa, dan turunlah ayat ini (Q.S. Ali 'Imran/3:190-191), mengajak mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan,dan matahari serta peredarannya, laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, dan sebagainya.

Tafsir/Penjelasan Ayat
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah minta izin untuk beribadah pada suatu malam, kemudian bangunlah dan berwudu lalu salat. Saat salat beliau menangis karena merenungkan ayat yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji Allah dan kembali menangis lagi hingga air matanya membasahi tanah.

Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi menangis ia bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa Anda menangis, padahal Allah Swt. telah mengampuni dosa-dosa Anda baik yang terdahulu maupun yang akan datang?” Nabi menjawab, “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah Swt.?” dan bagaimana aku tidak menangis, pada malam ini Allah Swt. telah menurunkan ayat kepadaku. Kemudian beliau berkata, “alangkah ruginya dan celakanya orang-orang yang membaca ayat ini tetapi tidak merenungi kandungannya.” 

Memikirkan terciptanya siang dan malam serta silih bergantinya secara teratur, menghasilkan perhitungan waktu bagi kehidupan manusia. Semua itu menjadi tanda kebesaran Allah Swt. bagi orang-orang yang berakal sehat. Selanjutnya mereka akan berkesimpulan bahwa tidak ada satu pun ciptaan Tuhan yang sia-sia, karena semua ciptaan-Nya adalah inspirasi bagi orang berakal.

Pada ayat 191 Allah Swt. menjelaskan ciri khas orang yang berakal, yaitu apabila memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan terinspirasi oleh tanda-tanda besaran Allah Swt. di alam ini. Ia selalu ingat Allah Swt. dalam segala keadaan, baik waktu berdiri, duduk, maupun berbaring. Setiap waktunya diisi untuk memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat dalam ciptaan-Nya yang menggambarkan kesempurnaan-Nya.

Penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam benar-benar merupakan masalah yang sangat rumit dan kompleks, yang terus menerus menjadi lahan penelitian manusia, sejak awal lahirnya peradaban. Banyak ayat yang menantang manusia untuk meneliti alam raya ini, di antaranya adalah Q.S. al-A’raf/7:54, yang menyebutkan bahwa penciptaan langit itu dalam enam masa.

Terkait dengan penciptaan langit dalam enam masa ini, banyak para ilmuwan yang terinspirasi untuk membuktikan dalam penelitian-penelitian mereka. Salah satunya adalah Dr. Ahmad Marconi, dalam bukunya Bagaimana Alam semesta Diciptakan, Pendekatan al-Qur’an dan sains Modern (tahun 2003), sebagai berikut:kata ayyam adalah bentuk jamak dari kata yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan terangnya siang, ditafsirkan sebagai “masa”. Sedangkan “ayyam” bisa diartikan “beberapa hari”, bahkan dapat berarti “waktu yang lama”. Abdullah Yusuf Ali, dalam The Holy Qur’an,Translation and Commentary, 1934, menyetarakan kata ayyam dengan “age” atau “eon” (Inggris). Sementara Abdu Suud menafsirkan kata ayyam dengan “peristiwa” atau “naubat”. Kemudian diterjemahkan juga menjadi “tahap”, atau periode atau masa. Sehingga kata sittati ayyam dalam ayat di atas berarti “enam masa”.

Secara ringkas, penjelasan “enam masa” dari Dr. Marconi adalah sebagai berikut:  
  1. Masa Pertama, sejak peristiwa Dentuman Besar (Big Bang) sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (Superforce). 
  2. Masa Kedua, masa terbentuknya inflasi jagad raya, namun belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos). 
  3. Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini. 
  4. Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk. 
  5. Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan jagad raya terus mengembang. 
  6. Masa Keenam, jagad raya terus mengembang, hingga terbentuknya planet-planet. 
Demikian juga dengan silih bergantinya siang dan malam, merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan rotasi bumi, sambil mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika, bumi berkitar (precession) mengelilingi matahari. Gerakan miring tersebut memberi dampak musim yang berbeda. Selain itu, rotasi bumi distabilkan oleh bulan yang mengelilingi bumi. Subbahanallah. Semua saling terkait. Kompleksnya fenomena penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, tidak akan dapat dipahami dan diungkap rahasianya kecuali oleh para ilmuwan yang tekun, tawadhu’, dan cerdas. Mereka itulah para “ulul albab” yang dimaksud dalam ayat di atas. Jadi, berpikir kritis dalam beberapa ayat tersebut adalah memikirkan dan melakukan tadabbur semua ciptaan Allah Swt. sehingga kita sadar betapa Allah Swt. adalah Tuhan Pencipta Yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Penyayang, dan mengantarkan kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Hamba yang bersyukur selalu beribadah (ritual dan sosial) dengan ikhlas.

Surah Ar-Ruum 41-42

Assalamu’alaikum wr.wb

Pada postingan kali ini kita akan sedikit mempelajari tentang QS. Ar-Ruum ayat 41-42. Dalam surat ini membahas tentang kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia. Belakangan ini banyak peristiwa yang terjadi seperti, banjir, tanah longsor, gempa bumi, semburan lumpur dan bencana lainnya yang banyak terjadi di muka bumi ini. Apakah itu teguran dari Allah SWT atas perilaku kita ? Sebagai orang yang beriman kita harus mengambil hikmahnya dari semua ini. Dalam hikmah tersebut kita harus tetap berusaha untuk berada di dalam bingkai iman dan taqwa. Amiin.
Dalam Qur’an Surat Ar-Ruum ayat 41-42 yang berbunyi :
(1) ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَالَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ  يَرْجِعُونَ 
(2) قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَمِنْقَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ 

Artinya : ” Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut akibat perbuatan tangan manusia, Supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). Katakanlah, ” Lakukanlah perjalanan dimuka bumi dan perhatikannlah bagaimana kesudahan orang-orang terdahulu, kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” ( QS. Ar-Ruum,30:41-42 )
Dari QS. Ar-Ruum ayat 41-42 tadi menjelaskan bahwa manusia banyak menyebabkan kerusakan dibumi, maka dari itu tumbuhkanlah jiwa-jiwa yang dapat memanfaatkan bumi ini dengan baik.

Kandungan Surah Ar-Ruum 41-42 

Allah menciptakan Jin dan Manusia untuk beribadah kepada-NYA juga memberikan manusia kedudukan sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas,memanfaatkan,mengelola dan memelihara.
Tetapi seringkali manusia lalai dengan kedudukannya sebagai khalifah di bumi. Pemanfaatan yang mereka lakukan terhadap alam seringkali tidak diiringi dengan usaha pelestarian. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap alam justru mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan kepada manusia itu sendiri. Kerusakan terjadi di darat dan di laut seperti Banjir, tanah longsor, kekeringan, pencemaran air dan udara, dll.
Dalam ayat ini Allah menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi dan menengok kembali kisah-kisah umat terdahulu yang binasa karena ingkar kepada Allah SWT. Banyak kisah2 orang terdahulu seperti cerita para nabi, sahabat2 rasul dan tabi’in . Pada masa itu manusia juga banyak melakukan kerusakan di bumi.
Sampai akhirnya Allah SWT. memusnahkannya.
Usaha apasajakah yang dapat kita lakukan untuk memelihara dan melestarikan lingkungan hidup ?
  1. Rehabilitasi sumber daya alam berupa hutan, tanah, dan air yang rusak.
  2. Pendayagunaan daerah pantai, wilayah laut, dan kawasan udara perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.
  3. Membudidayakan tanaman dan hidup bersih .
Apakah anda termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beriman?
Sudahkah anda menjadi seorang yang seperti diatas?
” Kebersihan sebagian dari iman ” , maka rawatlah bumi ini dan sadarlah kita sebagai khalifah yang tugasnya untuk merawat, mengelola dan memanfaatkan apa yang ada di bumi ini. Semoga Allah SWT. mengampuni dosa kita semua. Amin.
Terimakasih atas kunjungannya. :thanks2
Wassalamu’alaikum wr.wb

Menjaga dan Memelihara Alam Menurut Islam

Assalamualaikum dan salam sejahtera. Alam Sekitar merupakan aset yang penting untuk kelastarian kehidupan semua makhluk dimuka bumi ini.  Oleh itu, menjaga dan memelihara alam sekitar ini amat penting. Bagaimana pula dengan kewajiban dan tanggungjawab menjaga dan memelihara alam sekitar ini buat kita sebagai umat Islam?

Ya! sebagai seorang mukmin, kita tidak terkecuali dari tanggungjawab ini. Ingatlah...alam sekitar ini juga adalah ciptaan Allah SWT dan setiap ciptaannya pasti ada sebab dan fungsinya.

Adalah menjadi tanggungjawab setiap umat manusia untuk memelihara alam sekitar ini kerana kita telah diamanahkan melalui sabda Rasulullah SAW yang membawa maksud :

"Dunia ini hijau dan cantik dan Tuhan telah melantik kamu sebagai pengurusnya. Dia melihat apa yang kamu lakukan." (Hadis riwayat Muslim).

Maksud Alam Sekitar

Menurut Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu 1972 bahawa alam sekitar membawa maksud :

“Suatu aset atau simpanan sumber-sumber alam sama ada berbentuk material dalam kelompok masyarakat atau populasi tertentu, pada waktu dan tempat yang tertentu bagi menyempurnakan dan memenuhi keperluan manusia dari masa ke semasa”. (Rujuk: Muhammad Sa’id dan Rasyid Ahmad. 1986. Al-Bi’ah wa musykilatiha. Kuwait: Maktabah al-Falah. Hal. 25).


Ibnu Abd. Rabbihi pula menyatakan takrif alam sekitar ini didalam kitabnya al-Jumanah dengan penjelasannya bahawa :

“Alam sekitar ialah yang merujuk kepada kehidupan ciptaan Ilahi dan kebudayaan yang wujud di mana manusia dapat menjalani kehidupan di dalamnya”(Rujuk: Muhammad Abd al-Qadir Al-Fiqqiyy. 1993. Al-Bi’ah Musykiluha wa Qadayaha. Kaherah: Maktabah Ibn Sina. Hal. 9.)

Menjaga Dan Memelihara Alam Sekitar

Kepentingan Menjaga Alam Sekitar

Al-Quran dan sunah telah memberikan satu penekanan yang serius mengenai penjagaan alam sekitar di mana kedua-dua sumber rujukan umat Islam ini menyeru setiap manusia untuk mengekalkan pemeliharaannya sebagai satu kurniaan atau nikmat Allah SWT yang agung.

Ia sama sekali melarang sebarang pencemaran dan kemusnahan alam sekitar disamping menggesa mereka untuk memanfaatkan khazanah alam ini dengan sebaiknya untuk kebaikan bersama disamping memeliharanya. Sesungguhnya usaha murni ini amat disanjung mulia disisi agama Islam bahkan dianggap sebagai ibadat yang agung disisi Allah SWT.


Alam sekitar tidak terhad kepada aspek estetika dan kebersihan fizikal semata-mata. Hakikatnya keseimbangan alam sekitar dan ekosistem memberi kesan ketara kepada keharmonian dan kesejahteraan hidup dan ianya mestilah selari dengan kemajuan negara serta kemakmuran yang dikecapi.

Tanpa rimbunan pokok, maka tadahan hujan untuk bekalan air akan mengurang. Tanpa hutan maka keupayaan menyerap gas karbon dioksida di atmosfera akan berkurangan. Tanpa udara yang bebas bahan cemar, maka kesihatan semua makhluk akan terancam.

Ajaran agama menjelaskan peranan alam sekitar sebagai salah satu unsur terpenting aspek ketuhanan dalam konteks kosmologi. Ajaran Islam pula menjelaskan kedudukan alam sekitar yang kudus dan tertib. Itulah rasionalnya alam sekitar dikemukakan sebagai salah satu teras konsep Islam Hadhari.

Menjaga Dan Memelihara Alam Sekitar

Pelestarian dan kepentingan alam sekitar disebutkan secara tersurat dan tersirat dalam banyak ayat al-Quran dan hadis diantaranya Allah SWT berfirman yang bermaksud:

"...(iaitu) Orang yang mengingati Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan mengenai penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, peliharalah kami daripada seksa neraka." (Surah Ali-Imran : 191).

Ayat ini menunjukkan bahawa secara fizikal, alam sekitar dan seluruh cakerawala ini adalah tanda kebesaran Allah SWT Yang Maha Pencipta. Orang-orang yang beriman perlu sentiasa berusaha menjadikan alam sekitar terpelihara dan bersih, bukan saja dalam keadaan aman, malah didalam apa jua situasi.

Menjaga Dan Memelihara Alam Sekitar

Ajaran Islam mengajar umatnya supaya melestarikan alam sekitar kerana di sebalik kehijauan hutan dan kebiruan langit, tertera ayatullah yang memperlihatkan sifat Allah SWT Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta.

Tanggungjawab Menjaga Alam Sekitar

Bumi ini bukanlah hak milik manusia untuk berbuat sesuka hati tetapi bumi ini adalah hak milik Allah SWT yang dipinjamkan kepada manusia untuk berkongsi hidup dengan makhluk-makhluk yang lain yang kemudiannya dituntut untuk menjalankan segala perintah Allah SWT diatasnya.

Justeru itu, setiap umat manusia perlu ingat bahawa kehadiran kita ini adalah sebagai khalifah Allah SWT diatas muka bumi yang juga milik Allah SWT. Maka tidak sepatutnya manusia bertindak seperti raja yang seolah-olah tidak akan dipertanggungjawabkan di atas segala yang telah dikerjakannya.

Menjaga Dan Memelihara Alam Sekitar

Ingatlah, adalah tanggungjawab kita untuk memelihara dan menjaga alam sekitar dan ingatlah akan azab Allah SWT seandainya kita mengingkari perintahnya!

"Telah berlaku kerosakan di darat dan di laut kesan daripada perbuatan manusia, demikian (supaya Allah) merasakan kepada mereka terhadap (kerosakan) yang mereka lakukan, semoga mereka kembali bertaubat." (Surah Al-Rum ayat 41)

Setiap perbuatan yang baik dan melaksanakan tanggungajawab itu pasti akan mendapat ganjaran yang setimpal... Sesungguhnya Allah SWT itu Maha Adil, Maha Pemurah lagi Maha Bijaksana...

“Tidak ada seorang muslim yang menanam tanaman atau menyemai semaian lalu burung, atau insan atau binatang berkaki empat memakannya, melainkan untuknya (pahala) sedekah”. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)